Saya (kiri) bersama Shi Ye Tony Yang (tengah, merupakan murid dari Grand Master Liu Yunqiao) dan Shi Fu Andy Li (kanan, murid Shi Ye Tony Yang)
Ketika saya merenungkan sebuah awal perkenalan saya dengan dunia beladiri tiba-tiba saya teringat dengan artikel seorang anggota di sebuah sub-forum beladiri yang memuat tulisan mengenai Takdir dari seorang yang menggeluti dunia beladiri. Hal tersebut mengacu pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kolonel Dave grossman seorang pendidik ilmu militer dalam bukunya "On Combat" (PPCT Publishing, 2007) bahwa sekitar 2% manusia terlahir dengan genetik sebagai golongan prajurit, yaitu manusia yang secara alami tertarik pada peperangan, kekerasan dan semua yang bersangkutan dengan combat-an. Dari sini saya berpikir kenapa saya begitu menyukai seni beladiri yang dewasa ini mulai ditinggalkan oleh berbagai kalangan (karena pada jaman dahulu praktisi beladiri itu datang dari berbagai kalangan dan golongan), setelah saya telusuri dengan membuka kembali memori saya ketika kecil, saya masih sangat ingat bagaimana saya sangat menyukai cerita yang berbau perang-perangan dan beladiri dari orang tua saya, tetapi sebaliknya meskipun sangat menyukai justrus saya tidak pernah tertarik dengan segala sesuatu yang berbau olah raga apalagi beladiri. Segalanya berubah ketika saya mulai memasuki masa akhir SMP dimana ketika SMP saya suka sakit-sakitan dan begitu lemah dan pucat dan pada akhirnya membawa saya membaca kembali sebuah buku komik era 80 atau 90-an berjudul "Kenji" komik ini mengisahkan seorang anak belajar Kung Fu (semua Kung Fu dan beladiri lainnya yang dicantumkan dalam komik tersebut nyata adanya) disitu saya mulai kembali tertarik dengan beladiri Kung Fu khususnya, sehingga sedikit demmi sedikit saya mulai mencoba-coba untuk belajar memukul atau menendang dari buku komik tersebut. Hehehe...
Karena pengaruh buku ini begitu besar khususnya pada Kung Fu yang dijadikan bahasan utama dalam komik tersebut yaitu Kung Fu Delapan Mata Angin (nama aslinya Baji Quan), namun saya sadar tidak mudah menemukan perguruan Kung Fu didaerah saya tinggal apalgi untuk belajar Kung Fu Baji Quan tadi, saya rasa hampir mustahil, tetapi (lagi-lagi) teringat akan petikan pepatah Cina dalam komik tersebut bahwa jika kita bersungguh-sungguh guru itu akan datang dengan sendirinya.
Oleh karena itu saya memutuskan untuk belajar beladiri yang bisa saya temui dahulu. Pada awalnya saya belajar Kung Fu di perguruan Shaolin utara-selatan yang letaknya cukup jauh dari rumah saya, dan karena memang minat saya cukup besar terhadap beladiri saya memutuskan untuk mengikuti satu lagi beladiri yang merupakan kegiatan ekstra kurikuler di SMA saya yaitu Tae Kwon Do aliran WTF. Namun karena ketidak cocokkan saya hanya mengikutinya sekitar setengah tahun lebih dan saya pusatkan pada latihan Kung Fu Shaolin saja.. Dan lagi karena memang Kung Fu Shaolin bukanlah alasan (minat) utama saya belajar Kung Fu maka selepas masuk kuliah pun saya berhenti dari perguruan Kung Fu Shaolin Utara-Selatan yang berada dibilangan Jakarta Timur tersebut. Tetapi saya masih tetap berlatih Kung Fu dirumah..
Dan memasuki pertengahan masa kuliah saya kembali merasakan hasrat untuk belajar Kung Fu Baji Quan sehingga saya pun mulai mencari-cari tahu melalui internet yang membawa saya pada tiga informasi mengenai pelatihan Kung Fu Baji ini di wilayah pulau Jawa. Tetapi dari ketiga informasi tersebut saya memusatkan perhatian pada dua informasi yang satu merupakan perguruan Kung Fu di Bogor yang baru membuka cabang di dekat daerah rumah saya dan harganya pun terjangkau dang yang satu lagi merupakan perguruan bertaraf Internasional yang baru hendak membuka perguruannya di Indonesia dan yang menjadi pelatih dari perguruan tersebut ialah merupakan murid dari seorang pendekar ternama di Taiwan yaitu Liu Yunqiao, (dalam komik Kenji disebut: Liu Gekkyu) murid Grand Master Liu tersebut bersama muridnya (yang sepertinya akan menjadi pelatih utama untuk cabang di Indonesia) memulai dengan membuka workshop yang bersifat terbatas pada tahun 2009, namun sayangnya saya terlambat untuk mengikuti workshop tersebut dan memang harga untuk workshop itu cukup mahal. Alhasil saya mengalihkan perhatian kepada perguruan Kung Fu yang baru membuka cabang di dekat daerah rumah saya dengan Kung Fu Wing Chun dan Bajinya. tetapi tidak dapat berbohong bahwa saya sangat ingin belajar dengan seorang ahli yang memang langsung dari turunan pendekar ternama, terlebih lagi grand Master Liu Yunqiao tersebut merupakan murid dari seorang tokoh Baji Quan yang melegenda yaitu Li Shuwen (God of Spear Li julukannya. Dalam komik Kenji disebut: Lie Syo Bun) yang tentu tidak perlu diragukan keilmuannya. Namun bagi saya harga yang mereka tawarkan cukup mustahil meskipun mereka akan datang untuk membuka workshop kembali.. Tetapi siapa sangka Allah memberikan rizkinya kepada saya kala itu dan hampir disaat yang bersamaan saya mendapat berita bahwa perguruan Wu***g akan membuka workshop lagi untuk kedua kalinya sebagai pengesahan dibuka perguruan tersebut, tanpa pikir panjang saya pun mendaftar. Dan saya berpikir kembali kebelakang bahwa benar jika kita bersungguh-sungguh dan tiba saatnya kita membutuhkan seorang guru, maka guru akan datang dengan sendirinya.. Saya telah berguru pada banyak guru yang hebat, namun yang satu ini memberikan kesan yang berbeda karena menurut hati saya inilah jawaban yang saya cari tinggal bagaimana saya emngikuti ajaran guru saya tersebut untuk kedepannya. Mungkin tulisan saya buruk tetapi semoga yang membaca mengerti isinya, oh ya nanti saya akan coba pajang foto saya bersama guru-guru beladiri saya yang lainnya. :)
Karena pengaruh buku ini begitu besar khususnya pada Kung Fu yang dijadikan bahasan utama dalam komik tersebut yaitu Kung Fu Delapan Mata Angin (nama aslinya Baji Quan), namun saya sadar tidak mudah menemukan perguruan Kung Fu didaerah saya tinggal apalgi untuk belajar Kung Fu Baji Quan tadi, saya rasa hampir mustahil, tetapi (lagi-lagi) teringat akan petikan pepatah Cina dalam komik tersebut bahwa jika kita bersungguh-sungguh guru itu akan datang dengan sendirinya.
Oleh karena itu saya memutuskan untuk belajar beladiri yang bisa saya temui dahulu. Pada awalnya saya belajar Kung Fu di perguruan Shaolin utara-selatan yang letaknya cukup jauh dari rumah saya, dan karena memang minat saya cukup besar terhadap beladiri saya memutuskan untuk mengikuti satu lagi beladiri yang merupakan kegiatan ekstra kurikuler di SMA saya yaitu Tae Kwon Do aliran WTF. Namun karena ketidak cocokkan saya hanya mengikutinya sekitar setengah tahun lebih dan saya pusatkan pada latihan Kung Fu Shaolin saja.. Dan lagi karena memang Kung Fu Shaolin bukanlah alasan (minat) utama saya belajar Kung Fu maka selepas masuk kuliah pun saya berhenti dari perguruan Kung Fu Shaolin Utara-Selatan yang berada dibilangan Jakarta Timur tersebut. Tetapi saya masih tetap berlatih Kung Fu dirumah..
Dan memasuki pertengahan masa kuliah saya kembali merasakan hasrat untuk belajar Kung Fu Baji Quan sehingga saya pun mulai mencari-cari tahu melalui internet yang membawa saya pada tiga informasi mengenai pelatihan Kung Fu Baji ini di wilayah pulau Jawa. Tetapi dari ketiga informasi tersebut saya memusatkan perhatian pada dua informasi yang satu merupakan perguruan Kung Fu di Bogor yang baru membuka cabang di dekat daerah rumah saya dan harganya pun terjangkau dang yang satu lagi merupakan perguruan bertaraf Internasional yang baru hendak membuka perguruannya di Indonesia dan yang menjadi pelatih dari perguruan tersebut ialah merupakan murid dari seorang pendekar ternama di Taiwan yaitu Liu Yunqiao, (dalam komik Kenji disebut: Liu Gekkyu) murid Grand Master Liu tersebut bersama muridnya (yang sepertinya akan menjadi pelatih utama untuk cabang di Indonesia) memulai dengan membuka workshop yang bersifat terbatas pada tahun 2009, namun sayangnya saya terlambat untuk mengikuti workshop tersebut dan memang harga untuk workshop itu cukup mahal. Alhasil saya mengalihkan perhatian kepada perguruan Kung Fu yang baru membuka cabang di dekat daerah rumah saya dengan Kung Fu Wing Chun dan Bajinya. tetapi tidak dapat berbohong bahwa saya sangat ingin belajar dengan seorang ahli yang memang langsung dari turunan pendekar ternama, terlebih lagi grand Master Liu Yunqiao tersebut merupakan murid dari seorang tokoh Baji Quan yang melegenda yaitu Li Shuwen (God of Spear Li julukannya. Dalam komik Kenji disebut: Lie Syo Bun) yang tentu tidak perlu diragukan keilmuannya. Namun bagi saya harga yang mereka tawarkan cukup mustahil meskipun mereka akan datang untuk membuka workshop kembali.. Tetapi siapa sangka Allah memberikan rizkinya kepada saya kala itu dan hampir disaat yang bersamaan saya mendapat berita bahwa perguruan Wu***g akan membuka workshop lagi untuk kedua kalinya sebagai pengesahan dibuka perguruan tersebut, tanpa pikir panjang saya pun mendaftar. Dan saya berpikir kembali kebelakang bahwa benar jika kita bersungguh-sungguh dan tiba saatnya kita membutuhkan seorang guru, maka guru akan datang dengan sendirinya.. Saya telah berguru pada banyak guru yang hebat, namun yang satu ini memberikan kesan yang berbeda karena menurut hati saya inilah jawaban yang saya cari tinggal bagaimana saya emngikuti ajaran guru saya tersebut untuk kedepannya. Mungkin tulisan saya buruk tetapi semoga yang membaca mengerti isinya, oh ya nanti saya akan coba pajang foto saya bersama guru-guru beladiri saya yang lainnya. :)